Halooooo..
Long time no see and write in this entry...
Gak kerasa sekarang sudah bulan ketiga di tahun 2016 dan
bulan ketiga juga aku bekerja..
Puji Tuhan finally gw sudah gak perlu minta uang lagi dari
papah mamah, tapi tanggung jawab semakin besar karena pengelolaan uang semakin
ketat..hahaha
Yuphhhh, gw gak akan ngomongin tentang kerjaan, tapi gw
pengen cerita-cerita perbedaan kehidupan..
Perbedaan kehidupan?? Dunia maya?dunia nyata? NOPE!!
Perbedaan kehidupan yang gw maksud itu adalah perbedaan saat
gw sekolah dan besar di Bandung, kuliah di Jogja, dan kerja di Jakarta.
Gw mulai dari Bandung..
Bandung, tempat dimana gw dilahirkan dan dibesarkan.. gw
tinggal di kompleks perumahan dimana sekeliling dipenuhi tetangga yang berbeda
suku, agama, kebiasaan dll.. gw inget saat gw kecil itu kompleks perumahan gw
masih dipenuhi sawah, gak seperti sekarang yang sudah dipenuhi rumah dan langka
sekali buat lihat sawah walaupun masih ada dan semoga tidak dijadikan rumah..
waktu kecil pun gw anak nakal dan tomboy, gw dan koko gw main dengan anak
sepantaran kita, mulai dari main bola, layangan, kelereng,petasan, tazos sampai
berantem dengan anak-anak kampung..hahahhaha gw nakal banget ya.. tapi karena
itu gw bisa kenal tetangga-tetangga sederetan blok gw sampe sekarang. Perbedaan
dulu dan sekarang adalah kita para anak kecil yang sudah bertumbuh dewasa ini
sudah tidak pernah bermain bersama, bahkan bertemu pun sudah tidak pernah
karena sudah pada kerja, tapi gw tetap kenal ibu/bapak/om/tante disini dan
tetap tersenyum n nyapa saa bertemu. Seperti hari ini, setelah pulang gereja
pun saya menyapa dan tersenyum sama ibu sekaligus anaknya yang dulu kecil main
sama gw itu jadi mahasiswa papah gw. Waktu gw nyapa ibunya, beliau
langsung berkata “sudah besar ya
sekarang”, gw hanya membalas dengan senyuman karena memang kenyataannya sudah
besar. Lalu waktu pergi sama mamah pun, tante yang rumahnya pas di belokan juga
bilang “anaknya ya Mer, udah gede ya”. Gw juga hanya tersenyum, karena ternyata
hidup di kompleks juga masih saling peduli satu sama lain. Gw juga inget gimana
kejadian-kejadian saat SMP yang sebenernya belum pantas dilihat oleh anak
seumuran itu, tapi karena pergaulan jadinya gw tau hal-hal itu. Saat SMA pun gw
mulai keluar dari kehidupan tak lazim dan kehidupan yang bisa merusak gw, jadi
gw cuman fokus sekolah dan basket. Mulai saat itu gw jadi tau kalau masih
banyak orang-orang Bandung yang lurus, mereka adalah keluarga, saudara dan sahabat-sahabat
gw yang juga membuat gw terus belajar n lebih baik. Pergaulan di Bandung memang
bisa dibilang sudah hampir mengikuti Jakarta, tapi masih banyak kepedulian di
kota ini.
Next, Yogyakarta, kota masa kecil dan kota yang
mengajarkanku hidup mandiri dan mengerti arti kehidupan.
Gw di Yogyakarta kuliah selama 5 tahun. Awal mula disana
jujur gw pengen pulang Bandung, karena kuliah di Yogya bukan merupakan pilihan
gw dan emak sudah meninggal, jadi hanya
ada om dan tante saja di Yogya. Yahhh perjuangan berat di semester awal, jadi
anak kost yang harus mengurusi dirinya sendiri saat sakit, senang, sedih,
kangen rumah, dll. Tapi, Yogya ini mayoritas isinya mahasiswa dan pendatang
dari berbagai kota di Indonesia, so gw mendapatkan banyak teman dari berbagai
kota yang sama-sama hidup mandiri menjadi anak kost dan jauh dari orang tua. Alhasil
kami bisa membanggakan orang tua kami dengan perjuangan selama 5 tahun berada
di bangku kuliah dan laboratorium. Yuphhhhhh... Yogyakarta, kota dengan seribu
cinta, mimpi dan kenangan, semua ada disana. Kehidupan disana?? Saya suka dan
saya tidak menyesal bisa berada disana selama beberap tahun. Orang-orang asli
Yogya merupakan orang-orang yang ramah dan akan tersenyum walaupun kita tidak
kenal dengan mereka, sehingga kita pun selalu menyapa dan tersenyum pada
mereka. Hal itu terjadi di kost gw yang sudah menjadi tempat berteduh gw selama
4 tahun, karena 1 tahun pertama gw ngekost di tempat yang gak begitu nyaman. Nahh
di kost gw yang selama 4 tahun itu, gw merasakan penduduk sekitar merupakan
orang yang ramah, karena kami saling bertegur sapa dan senyuman sehingga kami
anak-anak kost merasa nyaman dan betah bertahun-tahun di kost tersebut. Tidak hanya
itu, gw pun punya tempat langganan makan lotek (i miss that food and that
place) dan di tempat itu gw bisa mendengarkan mbak penjualnya bercerita dan dia
pun sempat menanyakan tentang obat ke gw, sampai terakhir sebelum pulang
Bandung karena studi sudah selesai pun gw beli lotek kesana dan ijin mau
meninggalkan Yogya tapi gw berjanji akan datang saat liburan J. Orang-orang Yogya
merupakan orang yang ramah-ramah dan semoga para pendatang tidak merusak hal
tersebut. Tapi banyak juga hal-hal yang negatif, mulai dari perempuan nakal dan
lainnya, dan hal itu pula yang membuat gw belajar banyak dan bertanya-tanya
tentag hal tersebut pada kakak kost serta gw sempat membuat PKMM yang subyeknya
adalah para perempuan “penjual” walaupun ternyata tidak lolos dikti..hahaha..
tapi saya suka keramahan warga Yogya dan keindahan tempat wisatanya, semoga
semua terus dirawat dan jangan perbanyak gedung-gedung tinggi serta mall di
Yogya.
Next, Jakarta, kota yang tidak pernah ada di benak gw buat
tinggal di kota tersebut tapi ternyata gw kerja di kota ini. Yuphhhh gak ada
yang tau rencana Tuhan.
Jakarta ini bisa gw nilai sebagai kota dengan seribu gedung
pencakar lagi dan fly over dimana-mana. Gw baru 3 bulan di Jakarta dan belum
bisa hafal Jakarta, padahal saat di Yogya itu gw cepat banget hafal jalan-jalan
di Yogya. Di Jakarta ini isinya fly over yang kalau udah salah naik itu
muternya bisa 5 km kemudian karena jauhnya naujubilahh. Waktu pertama ke kota
kasablanka aja itu yang harusnya 10 km, malah jadi 25 km karena nyasar dan
puterannya jauhnya minta ampun, sampe kokas malah keringetan. Belum lagi waktu
ke GI, padahal GI sudah di depan mata, tapi dilarang lewat bunderan HI, jadinya
muter hampir 10 km, luar binasaaaa. Di kota ini pun gw melihat banyaknya
perbedaan kehidupan dibanding Bandung dan Yogya, dimana banyak sekali
ketidakpedulian antar manusia. Kenapa demikian? Karena disini kebanyakan hanya
mementingkan gengsi dan tidak peduli dengan keadaannya. Beruntungnya gw masih 1
kost dengan orang-orang yang berasal dari Jawa Tengah, sehingga kami masih bisa
saling menyapa walaupun jarang bertemu. Yaaaa, Jakarta waktu gw kecil pun
berbeda dengan sekarang. Gw inget waktu gw kecil itu Dufan, Seaworld, Ancol,
TMII itu bisa full manusia, tapi sekarang mall adalah tempat dimana kita bisa
menemui orang dengan kesibukannya masing-masing dan bisa lebih penuh dari
pasar. Karena gw bukan anak mall, jadi gw sering pusing kalau melihat mall
dengan penuh orang, gw gak ngerti kenapa mereka senang berada di mall sangat
lama padahal selain bayar parkir yang mahal, lalu bosen juga di mall terus. Gw juga
merasa kalau kebanyakan kehidupan di Jakarta ini “jahat”, walaupun di Bandung
juga ada bagian yang “jahat”, tai di Jakarta lebih terumbar. Tapi disitulah gw
harus menjaga diri dan pergaulan gw agar tetap hormat hingga bertemu
pendamping. You know that I mean.
Yuphhhhhh.. paling itu aja kali kisah yang gw dapatkan..
Overall kerja itu berat dan gw kagum dan bangga dengan orang
tua gw yang bisa nyekolahin kedua anaknya sampai sekarang sudah beres dan kerja
semua.
Semoga semua makhluk berbahagia.
Selamat hari Paskah juga.. Tuhan Yesus memberkati
Salam untuk kota Yogyakarta, saya kangen semua yang ada di kota itu, saya pasti akan pulang kembali seperti lagu Kla Project.