Sabtu, 02 Juli 2011

Membangun sekali

Mungkin gak semua orang tahu kejadian ini..
Kejadian ini terjadi sudah setahun yang lalu..
Ini adalah kejadian yang menghebohkan dunia maya dan dunia nyata..
Kejadian ini merupakan kecelakaan mobil yang mengakibatkan 3 orang tewas..
Semua orang yang ada di dalamnya merupakan anak IPEKA Tomang di daerah Jakarta..
Tak sengaja,aku melihat kabar ini dari FB dan aq mencoba menvcari kisah ini di google n situs jejaring laennya..
Saat aku melihat kejadiannya sungguh miris karena mereka yang tewas meninggalkan keluarga dan juga kekasih mereka..
Tahun lalu,aku sangat suka melihat kabar ini di google..
Kemaren aku melihat kabar terbaru dan ternyata mamah dari salah satu korban menjadikan kisah hidupnya dalam acara solusi life..
Dan sekarang aku akan memberikan cuplikannya dan kisahnya..
Semoga dapat membangun dan membuat kita semua tahu arti hidup yang sesungguhnya..


"Putriku Tewas Hanya Sebulan Sebelum Ulang Tahun Sweet Seventeen-nya"

      
         Nikita adalah putri semata wayang Merywati. Namun ia bukan sekedar seorang putri bagi Mery, sejak dirinya bercerai dengan suaminya sepuluh tahun lalu, Nikita adalah sahabat baginya. Mendekati usia ke tujuh belas Nikita, Mery dan putri kesayangannya itu telah sibuk merancang pesta spesial. Namun entah mengapa, pada saat itu hati Mery dirundung kegelisahan yang mendalam.
Setiap malam saya menangis, saya bilang, “Tuhan, saya butuh keluarga yang utuh. Saya ingin keluarga saya utuh kembali. Saya ingin Nikita bersatu dengan saya lagi.””
Malam itu Mery menghubungi Nikita yang sedang hang out bersama teman-temannya, dan memberi tahukan bahwa dirinya akan menginap.
Mami aku di Kemang.”
Iya, kamu harus segera pulang, mami menginap, besok kita pergi bareng.”
Namun setelah menunggu selama lima belas menit, Nikita tidak juga sampai di rumahnya. Mery yang kuatir segera menghubungi Nikita kembali.
Saya telephone lagi tidak diangkat,” demikian tutur Mery.
Hari itu, Nikita bersama dengan tujuh orang temannya berniat untuk mencari tempat untuk pesta ulang tahun Nikita. Namun sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.
Tiap lima belas menit saya telephone lagi, tapi tidak diangkat. Seperti ada yang menyuruh saya terus telephone, karena Nikita bilang sebentar lagi akan pulang, tapi ngga pulang-pulang dan sudah malam. Sampai akhirnya di angkat dan saya terkejut sekali..”
Halo..” demikian jawab seorang pria di telephone milik Nikita tersebut.
Bapak ini siapa? Ini telephone anak saya pak..”
Saya dari kepolisian, anak ibu mengalami kecelakaan..”
Seperti disambar petir, Mery tidak percaya apa yang telah menimpa anaknya. Mobil yang ditumpangi Nikita dan teman-temannya terbalik dan menabrak tembok rumah warga. Satu orang meninggal dan lainnya dilarikan ke rumah sakit.
Kata mereka lagi di obati, dan saya tidak terbayang keadaannya sampai parah. Saya sangat takut, pada saat itu takut sekali,” ungkap Mery.
Nikita dalam keadaan koma dan harus menggunakan alat bantu pernafasan, melihat kondisi putrinya yang dalam kondisi kritis tersebut Mery panik tidak terkendali hingga berteriak-teriak sambil memanggil-manggil Nikita.
Jangan tinggalkan mami, kata kamu, kamu akan pulang! Ayo bangun... bangun..!” Namun teriakan Mery tidak membuat Nikita bangun.
Sambil menangis, Nikita berdoa kepada Tuhan untuk tidak mengambil putri kesayangannya tersebut. Sambil menyanyikan “Mukjizat itu nyata,” Mery masih berharap Nikita dapat terselamatkan.
Kasihani saya, kasihani anak saya Tuhan, sebentar lagi dia mau ulang tahun,” demikian seru Mery. “Saya menuntut Tuhan, untuk anak saya bisa hidup. “Tuhan kalau anak saya hidup, pakailah saya sebagai saksi-Mu.””
Namun diakhir doanya, Mery kembali menyerahkan semuanya kepada Tuhan, “ternyata Tuhan menunggu omongan saya itu. Dokter mengatakan, “Maaf, anak ibu tidak bisa tertolong.” Saya langsung teriak, dan seperti mimpi.”
Nikita akhirnya dipanggil Tuhan hanya beberapa minggu sebelum ulang tahunnya, dan hal ini adalah sebuah kehilangan yang sangat besar bagi Mery.
Saya seperti tidak percaya anak saya sudah tidak ada. Saya peluk, saya ciumi Nikita.”
Mery masih belum bisa menerima kepergian putrinya tersebut. Ia terus berteriak-teriak meminta putrinya itu bangun.
Hari itu, Mery mengatarkan putrinya itu ke tempat peristirahatan terakhirnya. Duka yang mendalam tergurat diwajahnya, entah sampai kapan duka itu akan hilang. Untuk sementara Mery tidak ingin sendiri, ia memilih untuk tinggal dengan adiknya. Namun bayang-bayang Nikita terus muncul di hidupnya. Sekalipun saudara, teman dan sahabat menghiburnya dan juga mendoakannya, namun duka itu tidak juga menghilang. Mery terus berdoa dan mencurahkan isi hatinya kepada Tuhan.
Saya menghubungi teman saya dan berkata saya butuh penghiburan, dia bilang: Kalau kamu mendapat penghiburan dari Tuhan kamu harus ke puncak sekarang juga. Saya kaget sekali dan bertanya-tanya ada apa di puncak?”
Sebenarnya Mery enggan untuk bertemu dengan banyak orang, namun karena ia penasaran dan ingin membuktikan apa yang temannya katakan, ia memberanikan diri. Entah bagaimana cara Tuhan mengaturnya, namun disana ia bertemu dengan beberapa orang yang mengalami pengalaman serupa dengannya.
Saya masuk dalam kumpulan yang semuanya anaknya meninggal. Disitu saya saling menguatkan, dan menyadari bahwa saya tidak sendiri. Ada teman-teman yang mengalami hal serupa.”
Mery dibuat takjub dengan cerita dari beberapa orang temannya bagaimana mereka mendapatkan kekuatan dan mengalami penghiburan ditengah masa duka mereka.
Sebagai manusia, doa kita selalu meminta, meminta dan meminta kepada Tuhan. Sedangkan Tuhan sudah banyak memberikan pertolongan kepada saya di saat saya melahirkan, di saat saya koma, di saat saya bankrut, di saat anak saya SMP, banyak kali Tuhan sudah membantu saya. Sekarang giliran saya bertanya pada Tuhan, apa maksud Tuhan dibalik semua ini. Ternyata rencana Tuhan itu indah pada waktunya. Saya diberi kesempatan untuk menjadi saksinya.”
Setiap kali Mery mengingat kebaikan Tuhan, ia mendapatkan kekuatan, dan sejak saat itu ia membuat keputusan berkaitan dengan kepergian putrinya dan bangkit untuk meneruskan kehidupan. Bahkan di saat-saat sendirinya, ia belajar untuk mengampuni penyebab kecelakaan maut itu.
Karena bagi saya, dia itu titipan Tuhan, dan semua yang kelihatan itu sementara. Dan saya percaya ada maksud Tuhan dibalik semuanya ini. Alangkah tidak adilnya dan tidak pantas ketika kita menyalahkan Tuhan, karena Tuhan itu yang memberi kita hidup.”
Kalau saya tidak mengalami ini, saya mungkin tidak terlalu fokus kepada Tuhan. Karena saya percaya kekuatan dan segala yang ada dalam diri saya adalah dari Tuhan. Dan kasih karunia itu yang tidak bisa kita dapatkan dari dunia ini. Saya mengucap syukur bisa menghadapi badai cobaan ini karena Tuhan ada disamping saya.” (Kesaksian ini ditayangkan 3 Mei 2011 pada acara Solusi Life di O'Channel).

Sumber Kesaksian:
Merywati





Semoga ini bermanfaat untuk kita semua..
GOD BLESS..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar